
“Ciuman ini dilakukan ini tidak berdasarkan hawa napsu. Tidak ada napsu disana. Hanya having and fun. Merayakan kemenangan kebajikan atas ketidakbajikan, yang direnungkan pada malam nyepi,” ungkap Putu Desi, Ketua STT Banjar Kaja tahun 2012 yang akrab disapa yurin.

Kilasan cerita, ciuman saat omed-omedan baru berlangsung di era 1990-an. Bahkan ketika ditelisik lebih jauh ke belakang, saat sedang berlangsung prosesi omed-omedan ada dua babi muncul ditengah kerumunan dan berkelahi sampai berdarah-darah. Kejadian ini dipercaya oleh warga banjar sebagai sebuah anugerah sehingga oleh masyarakat Banjar Kaja dibuatlah Barong Babi. (KMPS)