Lembaga Sensor Film Indonesia Keterlaluan? Tak Penting?

Author:
Lembaga Sensor Film Indonesia Keterlaluan? Tak Penting?: Sebuah kebebasan berkarya selalu didengungkan dan di dendangkan para pelaku bisnis perfilman Indonesia, dimana kebebasan berkarya selalu diatur oleh kebijakan kebijakan norma adat dan hukum undang undang... serta mesti melalui sebuah penyaringan ketat pada lembaga sensor Film Indonesia, setelah membaca cuplikan berita berikut ini, silahkan anda Jawab sendiri... Masih Pentingkah Lembaga Sensor Film Indonesia?

"Lembaga Sensor Film (LSF) mulai Agustus 2011 melarang judul film berbau horor dan seks. Produser film, Ki Kusuno tak setuju dengan sikap LSF yang dianggapnya seperti polisi.

Menurut Ki Kusumo sensor judul film yang sepihak dianggapnya terlalu berlebihan. Ia pun menentang LSF yang dianggapnya seperti polisi.

“Saya sangat menolak rencana itu, karena LSF itu bukan seniman. Judul (dalam sebuah film) itu adalah kreasi anak bangsa. Semua ngumpul, penulis, produser, sutradara, itu kita diskusi masalah judul. Ini masalah seni, jangan itu dipasung,” tegas Ki Kusumo, saat ditemui di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Kamis (16/6).

Ki Kusumo tidak keberatan jika ada penyensoran terhadap sebuah judul, namun peraturan tersebut harus jelas. Batasan mana yang dilarang dan tidak boleh untuk ditampilkan.

“Kalau soal judul, mana ada sih produser yang membuat judul sejelek mungkin? Kalau yang dilarang itu judul yang mengandung kalimat alat vital, ya itu memang harus disensor,” sambung produser film 13 Cara Memanggil Setan ini.

Ki Kusumo juga mengamati soal adanya kewajiban penyensoran sebuah skenario atau naskah film. Menurut produser film Rantai Bumi ini, rencana LSF sungguh keterlaluan.

“LSF jangan jadi polisi. Kita bicaranya kan film, jangan jadi lembaga sensor skenario. Kita bicara film aja, kan hasil akhirnya film. Sekarang, misalnya, dari bioskop 21 sudah kasih jadwal tanggal sekian, tapi kami masih sibuk mengatur masalah skenario yang disensor LSF. Bakal nggak jadi-jadi tuh film,” imbuh Ki Kusumo.

Meski demikian, Ki Kusumo masih menaruh harapan yang besar untuk LSF. Baginya, LSF tetap dibutuhkan selama masih ada film di Indonesia.

“Bagi saya LSF tetap penting. Karena Indonesia punya aturan dan norma. Tapi negeri ini bhinekka tunggal ika. Dan, selama ini LSF kepada saya baik-baik saja, tidak ada yang menyudutkan,” katanya.

“Kita mau bikin senang orang lewat karya seni, ide awalnya kan begitu. Tujuan produser banyak memang cari duit. Tapi bikin film tujuannya adalah yang mennyenangkan,” paparnya."


Menurut anda??? Siapakah yang pantas Menyaring dan Apa yang mesti disaring?

Lembaga Sensor Film Indonesia Keterlaluan? Tak Penting?

Mungkin anda Juga ingin tahu :

Kandungan Nutrisi Tomat Meningkatkan Stamina Pria Di Ranjang