(Direktur Eksekutif Cushman and Wakefield, Broker dan konsultan Real Estate...)
Menurut Handa Sulaiman Yang dikutip dari VivaNews Tanggal 11 Juni 2011, tingkat bunga di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Tahun lalu tingkat suku bunga properti adalah 24 persen, dan sekarang antara 11 dan 12 persen.
"Tapi itu masih tinggi. Sekarang permintaan pinjaman kredit bank masih kecil, "kata Handa pada tanggal 10 Juni 2011.
Handa melanjutkan dengan mengatakan bahwa kebutuhan industri properti suku bunga yang rendah sebagai faktor stimulan. Ketika Dolar AS masih dapat digunakan oleh investor asing di Indonesia, mereka lebih memilih memiliki pinjaman dalam Dolar karena tingkat bunga yang lebih rendah.
"Sekarang persyaratan hanya Rupiah, dan tingkat bunga untuk Rupiah sebenarnya masih tinggi,"katanya.
Sementara itu, iklim investasi properti di Asia Pasifik dimeriahkan oleh kemudahan akses kredit untuk investasi. Faktor lain adalah pemulihan ekonomi yang solid dan jumlah besar baik aset properti prospektif.
Hambatan adalah infrastruktur yang rendah dan peraturan tersebut. Sektor asing merasa menjadi korban utama karena sulit untuk mendapatkan properti di Indonesia. Hal ini membuat pertumbuhan properti tidak signifikan. "Karena masalah ini, sektor asing lebih memilih membangun gedung perkantoran di Singapura,"katanya.
Sumber cara | Handa : Asing Lebih Memilih Singapura Ketimbang Indonesia
Mungkin anda Juga ingin tahu :
Keuntungan Menabung / Investasi Emas | Gold Investment News