Pramono Indonesia Defisit US$5,5 miliar | China Indonesia Defisit US$1 miliar

Author:
Pramono Indonesia Defisit US$5,5 miliar | China Indonesia Defisit US$1 miliar: Indonesia Market and China Defisit
02 Mei 2011, halaman 12 - Diberitakan dengan judul, Neraca RI-China Sulit Seimbang, Isi halaman tersebut menyebutkan bahwa, DALAM pertemuannya dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Perdana Menteri China Wen Jiabao menjanjikan sejumlah dana untuk investasi dan kredit lunak guna menyeimbangkan neraca perdagangan RI-China. Sejauh ini, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan China.

Namun upaya PM Wen Jiabao tersebut, kata pengamat ekonomi dari Unika Atma Jaya A Prasetyantoko, belum cukup untuk membantu mengatasi defisit perdagangan kita. Deputi Menko Perekonomian Edi Putra Irawadi, dua pekan lalu, menyatakan seiring berlakunya perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) Indonesia mengalami defisit cukup besar dengan China pada 2010, yakni US$5,5 miliar.

Namun, hitung-hitungan angka defisit tersebut berbeda dengan yang disebutkan pihak China. Menurut China, defisit Indonesia di 2010 hanya US$1 miliar.

Selengkapnya dari Berita di Media indonesia; Perdana Menteri China Wen Jiabao menjanjikan sejumlah dana untuk investasi dan kredit lunak dalam rangka menyeimbangkan neraca perdagangan RI-China. Upaya tersebut, menurut pengamat ekonomi dari Unika Atmajaya, A Prasetyantoko, belum cukup untuk membantu mengatasi defisit perdagangan kita.

Prasetyantoko melihat, nota kesepahaman yang dibawan PM China sebagai hal yang positif untuk mendorong keseimbangan neraca perdagangan. Namun, menurutnya, hal tersebut tidak cukup.

"Saya kira seimbang betul sulit karena daya saing kita jauh di bawah. Harus ada special treatment, misalnya ada peningkatan tarif di produk yang terpukul persaingan dengan China," katanya ketika dihubungi Media Indonesia, Minggu (1/5).

Mekanisme tersebut, lanjutnya, memang lebih sulit dibandingkan komitmen investasi China. Persoalan tarif tersebut seharusnya dibawa pada pembicaraan di level ASEAN sebagai penandatangan perjanjian perdagangan bebas.

"Ada klausulnya di WTO, kalau berbulan-bulan defisit, boleh tarifnya dinaikkan. Mekanisme safe guard-nya dimungkinkan WTO. Tapi perlu dicari penyebabnya apa, kalau praktiknya perdagangan yang tidak fair, WTO menemukan China terbukti dumping, antidumpingnya dinaikkan," cetusnya.

Sementara itu, untuk sejumlah dana yang dijanjikan PM China, Prasetyantoko melihatnya cukup membantu.

"Itu kan hal yang positif. ACFTA itu selama ini framenya perdagangan, untuk investasi belum. Itu harus kita dorong," katanya. Investasi tersebut sebaiknya diberikan pada sektor di luar konsumsi, yakni seperti dijanjikan China, di infrastruktur dan industri.

Untuk realisasinya, secara riil, turunnya investasi tersebut akan makan waktu mengingat masih harus diurusnya perizinan, perusahaan yang akan menanamkan modal, dan seterusnya. Janji investasi ini harus difasilitasi dan didorong oleh pemerintah.

"Tapi ini bentunya nota kesepahaman ya, nggak ada yang mengikat. Kalau nggak jadi, kita nggak bisa nuntut. Kita bisa ngambek saja, tapi nggak ada mekanisme kontrol di luar itu," tambah Prasetyantoko.

Dihubungi terpisah, pengusaha tekstil sebagai salah satu industri yang terpukul setelah penandatanganan ACFTA justru melihat pembicaraan RI-China soal neraca perdagangan ini sudah cukup baik.

"Saya kira nanti kita lihat pelaksanaannya. Kalau dari segi payung hukum dan komitmen sudah lebih dari cukup," kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat ketika dihubungi Media Indonesia.
Posted by Sumber Cara Wanita
API sendiri juga menandatangani perjanjian peningkatan kerja sama dengan asosiasi pertekstilan China dalam kunjungan PM China. "Kemarin kita kerjasama investasi dari China ke Indonesia. Belum menyebutkan angka sih, sharing view data, akses pasar ke bagian China yang tidak produksi tekstil, China itu kan negara yang besar ya," jelas Ade.

Realisasi investasi tersebut, menurut Ade, pasti akan dipenuhi China walaupun ia tak mau meramalkan kapan diwujudkannya.

"Untuk (investasi) infrastruktur bisa turun untuk waktu dekat. Ini sebenarnya tergantung komitmen mereka, tapi kan bisa kita tagih," katanya.

China menjanjikan akan berupaya meningkatkan volume perdagangan antarnegara hingga US$80 miliar sampai dengan 2014. Penyeimbangan neraca perdagangan akan diupayakan lewat investasi bidang infrastruktur dengan pagu US$8 miliar dan pinjaman kredit lunak US$1 miliar.

Kerja sama bisnis juga ditandatangani dengan nilai US$10 miliar. Selain itu, kedua negara juga menandatangani perjanjian kerjasama maritim senilai 1 miliar yuan.



Sumber cara | Pramono Indonesia Defisit US$5,5 miliar | China Indonesia Defisit US$1 miliar


Mungkin anda Juga ingin tahu :

Ki Hajar Dewantara BerNama Kecil Raden Mas Soewardi Soerjaningrat

Enix’s smartphone girls Will Teach English to japanese

Tebusan 40 Miliar kepada Pembajak | $4,5 Lebih

Pemprov Jabar Akan Bangun Lapangan Terbang | Wacana dan Ralisasi