Bayi Baru Lahir Gak Boleh Keluar Sebelum 40 hari, Mitos Seputar Persalinan

Author:
Bayi Baru Lahir Gak Boleh Keluar Sebelum 40 hari, Mitos Seputar Persalinan: Ibu dan anak telanjang di atas ranjang
Masyarakat kita hidup dalam bingkai adat dan istiadat yang selalu dibawa turun temurun dari semasih jayanya kerajaan jawa hingga muculnya indonesia dan sampai saat ini masih banyak di pegang dan dipercayai kebenaranya oleh masyarakat kita tak hanya masyarakat yang disebut sebagai wong kampung saja yang bersikap demikian bahkan diperkotaan dan masyarakat yang berpendidikan tinggi pun terkadang takut untuk tidak mempercayai berbagai kepercayaan yang telah melekat di hati dan kehidupan kita, diantara mitos seputar persalinan dan bayi yang baru lahir adalah sebagai berikut:

* Bayi jangan diajak keluar rumah saat maghrib, karena akan diganggu "penunggu" rumah. Padahal, yang terajdi adalah temperatur alam menjelang matahari terbenam memang meningkat, termasuk perubahan tekanan udara, kelembapan udara, perubahan temperatur. Ini akan menggelisahkan bayi yang memang belum bisa dengan cepat menyesuaikan diri. Soalnya, organ tubuh bayi itu kan, belum sempurna, tidak seperti orang dewasa yang sudah biasa. Akibatnya, bayi akan mengalami uneasy feeling dan rewel karena adanya perubahan alam tersebut. Selain itu, ada yang disebut ritme sirkadian. "Badan manusia mengalami bioritme yang ada hubungannya dengan waktu," . Pada bayi, bioritmenya belum stabil. Karena itu, bioritme bayi yang baru lahir sampai usia 2 bulan kadang-kadang masih terbalik. Siang dianggap malam, sementara malam dianggap siang. "Ini karena bayi belum bisa menyesuaikan diri dengan living environment dimana manusia sibuk saat siang. Tapi, lama-lama ia akan menyesuaikan dengan tuntutan sosial sekaligus perubahan alam tersebut. Secara alamiah, bioritme ini akan berubah dengan sendirinya."

* Bawang yang dicampur minyak dikenal bisa menurunkan panas. "Itu secara ilmiah benar, karena bawang adalah tumbuhan yang mengeluarkan minyak yang mudah menguap dan menyerap panas."

* Upacara tedak siti (menginjak tanah) saat bayi berusia 6-7 bulan. "Secara ilmiah pun ternyata tak salah, karena pas dengan usia refleks menapak bayi." Di permukaan badan terdapat putik saraf yang bisa menjadi sensor tekanan. Nah, saraf ini tumbuh saat bayi 6 - 7 bulan, bersamaan dengan tumbuhnya struktur otak untuk keseimbangan dan alat-alat keseimbangan untuk posisi berdiri. "Tak heran jika di usia ini, bayi sudah mulai belajar menapak."

* Dipakaikan gurita agar tidak kembung. Mitos ini tak benar, karena organ dalam tubuh malah akan kekurangan ruangan. Dinding perut bayi masih lemah, volume organ-organ tubuhnya pun tak sesuai dengan rongga dada dan rongga perut yang ada, karena sampai 5 bulan dalam kandungan, organ-organ ini terus tumbuh, sementara tempatnya sangat terbatas. Jika bayi menggunakan gurita, maka ruangan untuk pertumbuhan organ-organ ini akan terhambat. "kalau mau tetap memakaikan gurita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas dilonggarkan, sehingga jantung dan paru-paru bisa berkembang,". Bila gurita digunakan agar pusar bayi tidak bodong, sebaiknya pakaikan hanya di sekitar pusar dan ikatannya longgar. Jangan sampai dada dan perut tercekik, sehingga jantung tidak bisa berkembang dengan baik gara-gara gurita yang terlalu kencang.

* Tak boleh memotong kuku bayi sebelum usia 40 hari. Tentu ini tak tepat. Karena kalau tidak dipotong, kuku yang panjang itu bisa berisiko melukai wajah bayi. Bahkan, bisa melukai kornea mata. "Kalau sampai kena kornea mata, tak bisa disembuhkan lagi." Larangan ini mungkin lebih disebabkan kekhawatiran akan melukai kulit jari tangan/kaki si bayi saat ibu mengguntingi kuku-kukunya. Sebaiknya gunting dengan gunting kuku khusus untuk bayi.

* Pusar ditindih koin agar tidak bodong. Secara ilmiah memang ada betulnya. Koin itu hanya alat untuk menekan, karena jendela rongga perut ke pusar belum menutup sempurna, jadi menonjol (bodong). Kalau bodongnya besar, ya harus dioperasi, tapi kalau bodongnya kecil, bisa saja ditindih pakai koin, asal pusar bayi diberi kasa steril yang diganti setiap hari dan diikat ke belakang.

* Tangan dan kaki bayi harus selalu ditutup dengan sarung tangan/kaki. Boleh-boleh saja asal dipakaikan kala udara dingin atau untuk menghindari bayi terluka saat ditinggal. Di luar itu, sebaiknya bayi tak usah dipakaikan sarung. "Pemakaian sarung justru akan mengurangi perkembangan indera perasa bayi."

* Dibedong agar kaki tidak pengkor. Bedong bisa membuat peredaran darah bayi terganggu lantaran kerja jantung memompa darah menjadi sangat berat. Akibatnya, bayi sering sakit di sekitar paru-paru atau jalan napas. Selain itu, bedong juga bisa menghambat perkembangan motorik si bayi, karena tangan dan kakinya tak mendapatkan banyak kesempatan untuk bergerak. Sebaiknya bedong dilakukan hanya setelah bayi dimandikan atau kala cuaca dingin, untuk menjaganya dari udara dingin. Dipakainya pun longgar.
Yang jelas, pemakaian bedong sama sekali tak ada kaitannya dengan pembentukan kaki. Semua kaki bayi yang baru lahir memang bengkok. Soalnya, di dalam perut tak ada ruangan cukup bagi bayi untuk meluruskan kaki. Sehingga waktu lahir, kakinya pun masih bengkok. Apalagi, di negara-negara yang cukup mendapatkan sinar matahari seperti Indonesia, tak ada kaki X atau O. Yang ada adalah orang menderita kaki X atau O karena sakit pada kelenjar parathyroid. Kelenjar ini mengatur kadar dan penyerapan kalsium serta pembentukan tulang. Jika pembentukan tulang terhambat, tentu ia akan memiliki kaki X atau O. Kaki X atau O hanya terjadi zaman dulu, itu pun di daerah yang jauh dari sinar matahari, seperti Kutub. "Di Kutub pun sekarang sudah nggak ada, karena orang Kutub sudah minum vitamin D"

* Sebelum berusia 40 hari, jangan memandikan bayi sore hari. Kalau memang tujuannya menjaga agar bayi tidak masuk angin sih, tidak masalah. Namun, sebaiknya bayi tetap dimandikan, sedikitnya 2 kali sehari. Sejak dilahirkan pun sudah boleh dimandikan, tak perlu menunggu sampai 40 hari. Yang penting adalah waktunya. Kalau malam hari tentu tidak pas. Biasanya pada bulan-bulan pertama bayi dimandikan pukul 9 pagi. Mandi sore tergantung suhu ruang.

* Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari. Mungkin yang tepat adalah jangan pergi ke tempat yang penuh orang (crowded). Banyak orang berarti banyak kuman penyakit. Kalau kepadatan pada suatu ruangan tinggi, maka penyakit pun tinggi. Misalnya ke mal atau membawa bayi ke perhelatan. Ingat, kekebalan bayi masih sangat rentan saat usianya di bawah 40 hari. Jadi, di bawah setahun, sebaiknya jangan membawa bayi ke mal, kecuali memang sangat penting dan hanya sebentar.

* Bayi usia seminggu diberi makan pisang dicampur nasi agar tidak kelaparan. Salah, pasalnya usus bayi di usia ini belum punya enzim yang mampu mencerna karbohidrat dan serat-serat tumbuhan yang begitu tinggi. Akibatnya, bayi jadi sembelit, karena makanan padat pertama adalah di usia 4 bulan, yakni bubur susu dan 6 bulan makanan padat kedua, bubur tim.

* Hidung ditarik agar mancung. Ini jelas salah, karena tidak ada hubungannya menarik pucuk hidung dengan mancung-tidaknya hidung. Mancung-tidaknya hidung seseorang ditentukan oleh bentuk tulang hidung yang sifatnya bawaan. Jadi, meski setiap menit ditarik-tarik, kalau dari sananya tidak mancung, ya tak bakal mancung.

Manusia beriman, wanita sholehah tahukah anda apa yang diajarkan oleh panutan kita tentang merawat bayi? Ajari dia agama ini, didik dia dengan sebaik baiknya karena dia adalah titipan Ilahi yang akan dimintai pertanggung jawaban kelak. feel free untuk melanggar adat atau mengiyakannya selagi ia tak bertentangan dengan ilmu dan agama.
Tulisan Terkait :
|| Fakta seputar persalinan dan bayi baru lahir ||

Kembali ke menu utama || Ke Isi Kamar Cewek